Bir Pletok

Kehangatan Simbol Perlawanan Bumiputera


Ngupi-ngupi sore

Mereka bilang, Betawi punye gaye. Selain kesenian Gambang Kromong dan Ondel-ondel yang ikonik, Betawi juga punya banyak warisan makanan dan minuman tradisional. Saya tidak sedang membicarakan kerak telor yang kini dapat dengan mudah kita temui, melainkan bir halal khas Betawi: Bir Pletok.

Namanya penuh kontroversi, mengaku bir tapi diberi label halal. Sebenarnya apa keistimewaan minuman“jadi-jadian” ini? “Bir pletok dulu dijadikan simbol perlawanan Betawi bumiputera. Mereka tidak senang dengan para kompeni yang kerjanya mabuk-mabukan.Makanya mereka membuat bir pletok tanpa alkohol,” ungkap Bambang Pangayoman dari restoran Huize Trivelli menjelaskan.

Nama “bir pletok” sendiri tercipta bukan tanpa alasan. Minuman ini biasa ditaruh dalam sebuah bumbung (ruas bambu) tertutup dengan tambahan beberapa buah es batu. Bak bartender, orang-orangBetawi kemudian mengocok-ngocok minuman ini di depan para kompeni tersebut. Pada saat mengocok itulah terdengar bunyi pletak-pletok. Setelah dikocok, minuman ini akan berbuih menyerupai bir. Versi lain menyebutkan kata “pletok” didapat dari bunyi air yang mendidih saat proses perebusan berlangsung.

Berbicara soal bahan, tidak ada satu acuan baku karena biasanya setiap produsen melakukan sedikit improvisasi resep. Namun menurut Rosiah, salah seorang pembuat bir pletok asli Betawi di daerah Kebagusan, Jakarta Selatan, empat bahan yang harus ada adalah lada hitam, cabai Jawa, kayu manis, dan serai. Sisanya dilengkapi oleh jahe atau jahe merah, kapulaga, cengkeh, secang, daun jeruk purut, dan terkadang ditambahkan daun pandan agar aromanya lebih harum.

Cara membuat bir pletok tergolong mudah. Campurkan semua bahan ke dalam satu kuali besar berisi air, lalu rebus sampai mendidih. Setelah itu, masukkan gula merah secukupnya, lalu didihkan kembali. Setelah bahan tercampur sempurna, bir pletok siap didinginkan untuk kemudian disaring sebelum dihidangkan. Mau disajikan selagi hangat atau dingin, itu perkara selera. Bambang bahkan melakukan inovasi baru dengan menambahkan satu scoop es krim vanila ke dalam segelas bir pletok dingin. “Biar lebih menarik minat masyarakat. Dengan begini, anak-anak juga akan tertarik untuk mencoba,” ujarnya.

Tak ada salahnya sesekali menyempatkan diri mencoba bir halal asli Betawi ini. Menjelajah ke masa lampau bersama segelas bir pletok tak akan menggerogoti jiwa modern Anda. Mencecap manis, hangat, dan sesekali pedasnya sejarah negeri yang kaya rempah ini bisa jadi cara yang mengenangkan untuk lebih mengenal dan mencintai nusantara, dibanding hanya memasang ikon merah-putih di avatar jejaring situs sosial Anda .

Foto: Rici Linde
Publikasi: Esquire Indonesia edisi April 2010.

Eksotisme Setan Hitam

Minuman pinggir jalan berkelas dunia.


Rasanya Anda akan setuju jika kopi didaulat sebagai minuman paling demokratis di dunia. Tak kenal kasta maupun kelas. Mungkin yang membedakan hanya kemasan dan cara membuatnya. Khusus di Indonesia, kopi tubruk masih menjadi anak emas. Mudah, murah, dan praktis. Sedangkan espresso, cappuccino, coffee latte, atau yang dipermanis dengan tambahan sirup dan whipped cream, cenderung dipilih sebagai variasi.

Salah satu kopi yang pesonanya berkilau adalah kopi Vietnam. Biasa dijual di pasaran dalam bentuk bubuk dan merupakan perpaduan antara kopi jenis arabika dan robusta. “Aroma yang dihasilkan juga berbeda, sedikit berbau vanila atau karamel. Saya rasa itu didapat dari proses roasting,” ujar Debbie Nurtanio selaku pemilik restoran Vietnam Pho24 menjelaskan.

Di negara asalnya, kopi Vietnam biasa dijajakan di warung-warung kopi di sepanjang jalan. Seakan sudah menjadi sebuah rutinitas, orang- orang datang untuk menikmati kopi di pagi dan sore hari. Semua berbaur dalam nuansa kesederhanaan. Begitu pula cara penyajiannya. Pencinta kopi hitam bisa langsung menikmati sesaat setelah disajikan. Namun jika dirasa terlalu pekat dan Anda khawatir akan terus terjaga di malam hari, tambahan condensed milk adalah pilihan bijak. Bagi masyarakat Vietnam, yang menikmati kopi dengan tambahan susu hanya kaum perempuan. Para pria terbiasa menenggak minuman yang dijuluki “setan hitam” itu pekat-pekat.

Peralatan yang dibutuhkan pun tidak rumit, hanya cangkir berukuran sedang dan sebuah Vietnam drip. Waktu yang dibutuhkan sekitar 10 menit. Agar rasanya lebih maksimal, gunakan bubuk kopi Vietnam asli. “Bubuk kopi lokal lebih kasar, sehingga dikhawatirkan akan meninggalkan ampas di cangkir, lagi pula tingkat keasaman kopi lokal lebih tinggi,” tutur Debbie yang sudah empat tahun mengelola Pho 24. Jika ingin merasakan sensasi membuat sendiri di rumah, bubuk kopi dan Vietnam drip bisa Anda dapatkan di toko spesialis kopi. Memang tidak semudah membeli varian kopi lokal lainnya, mengingat pasar kopi Vietnam di Indonesia masih tersegmentasi. Namun sebagai permulaan, tak ada salahnya menyambangi gerai-gerai yang menyediakan kopi Vietnam.

Jika eksotisme “setan hitam” telah memikat Anda, lipatgandakan pengalaman tersebut dengan membuat sendiri sesuai selera.

CARA MEMBUAT KOPI VIETNAM:

  • Siapkan gelas berukuran ±135ml dan Vietnam drip yang telah dibersihkan.
  • Tuang condensed milk sesuai selera (ketinggian 1 – 1,5cm).
  • Tuang 3-4 sendok teh bubuk kopi ke dalam drip. Tekan filter drip dengan kencang.
  • Teteskan sedikit air pada filter agar bubuk kopi menjadi padat. Tuang air panas dengan tingkat kepenuhan 3⁄4 drip.
  • Tutup, dan tunggu hingga kopi menetes perlahan.
  • Jika kopi menetes dengan cepat, padatkan bubuk kopi dengan cara menekan filter drip lebih kencang.
  • Setelah sampai pada tetes terakhir, aduk kopi agar tercampur rata dengan condensed milk. Kopi siap dinikmati.

 

Foto: Adi Nugroho, SXC.HU.
Publikasi: Esquire Indonesia edisi Februari 2010.

Ilusi Minuman Perompak

“Fifteen men on a dead man’s chest. Yo-ho-ho, and a bottle of Rum! Drink and the devil had done for the rest. Yo-ho-ho, and a bottle of rum!”


Sekelompok perompak menari-nari  di atas kapal sambil menyanyikan Dead Man’s Chest. Mereka semua terlihat mabuk. Kemungkinannya ada dua, pertama karena ombak yang terus bergoyang mengikuti irama lagu, atau karena kadar alkohol dalam darah yang sudah tak bisa ditolerir lagi. Tapi sepertinya, rum-lah yang paling bertanggung jawab atas kebengalan para perompak tadi.

Sambil menapaki kapal bernama The Black Pearl, Jack Sparrow, sang kapten kapal, dengan baju lusuhnya menyambut saya dengan tangan terbuka. Jack memberikan tur singkat keliling kapal sambil berceloteh tentang rum, “Minuman beralkohol ini hasil fermentasi dan distilasi air tebu (molases) yang disimpan dalam tong kayu Oak.” Ia juga membangga-banggakan tanah kelahirannya, Kepulauan Karibia, yang hingga kini berstatus sebagai produsen rum terbesar di dunia. Ada yang mengatakan bahwa rum berasal dari bahasa latin yang berarti tebu, Saccharum officinarum. Tapi rupanya Jack tak setuju, ia membantah dengan mengatakan bahwa yang benar adalah berasal dari bahasa Belanda, rummers, yaitu gelas besar untuk minum.

Sesampainya di dek, satu set meja telah dipersiapkan lengkap dengan beberapa botol rum. Setelah duduk, Jack kembali berkisah, “Jenis dan kadar alkohol rum bervariasi. Rum putih biasa digunakan sebagai pencampur koktail, kalau yang berwarna cokelat keemasan untuk memasak dan membuat kue. Dan hanya rum berkualitas tinggi saja yang dapat diminum langsung. Bacardi misalnya.”

Rum bubuk

Lain halnya di Indonesia. Di sini rum kerap digunakan untuk menciptakan aroma wangi pada makanan. Mulai dari blackforest, tiramisu, pudding, rum balls, es krim rum raisin, hingga kopi rum. Meskipun sebenarnya kopi rum terinspirasi dari Irish Coffee yang mencampur kopi dengan whiskey. Pada gelaran Gastronomy & Cocktails All-stars di Puro dan Social House beberapa waktu lalu, mixologist asal Inggris, Richard Gillam, mengatakan bahwa rum adalah spirits paling fleksibel sebagai pencampur koktail. Rasanya yang lembut dan tak terlalu menyengat adalah faktor utama fleksibilitas tersebut. Rekannya Eben Freeman, mixologist asal New York , bahkan telah berhasil bereksperimen membuat rum bubuk!

Setelah puas mendongeng, sang kapten mabuk itu menuangkan rum untuk kami berdua. Dengan sekali tenggak, gelas telah kosong. Sedetik kemudian ia menarik saya untuk menari bersamanya. Tapi tiba-tiba pegangan tangan terlepas, dan kami terpelanting jatuh. Pingsan. Itu yang membuat saya bangun dan tersadar. Ternyata ilusi minuman perompak ini sungguh mempesona. Meliarkan fantasi setiap peminumnya. Dan dari kejauhan, lantunan Dead Man’s Chest sayup-sayup kembali berkumandang.

 
 
 Mojito
 
How to make your “Mojo” (Mojito):
*ukuran yang dipakai adalah cup shaker
– 1⁄2 Citrus
– 1⁄2 Gula
– 1⁄4 Mint essence
– 1⁄4 Soda
– 1 Rum

..

 
 
 
.
Foto: Deasy Elsara, SXC.HU
Publikasi: Esquire Indonesia edisi Oktober 2009