#1: Penonton Harap Diam

Mereka bilang ini harus dipertahankan. Saya bilang kenapa harus, kalau sudah tidak senang masa’ tetap dipaksakan? Mereka bilang demi masa depan. Kejenuhan itu normal, manusiawi. Nanti juga berlalu. Mereka pernah merasakan. Tahan saja dengan kepala dingin. Saya tersenyum. Kepala ini sudah dingin sejak lama, justru sekarang minta dipanaskan. Dipanaskan dengan tantangan baru, meski bersumber dari cita-cita lama. Saya takjub betapa zaman bisa begitu cepat berubah namun tidak begitu dengan pola pikir seseorang. Uang bukan segalanya. “Tapi segala-galanya butuh uang!” celetuk mereka. Benar juga sih, tapi kan ini hidup kita, bukan film mereka. Sshtt.. Penonton diharap diam, film akan segera dimulai.

Gambar: Dadyka’s Posterous

3 thoughts on “#1: Penonton Harap Diam”

  1. oh saya tau sedikit muara tulisan ini. 100 words story, life mu mengingatkan aku untuk melanjutkan project terbengkalaiku karena malas dan lalai. lalu terpikir akan uang. haduh hidup ini. saya yakin bukan melulu tentang uang. mari melepaskan erupsi ini. bumi ini saja sudah melepaskan sedikit jenuh mereka. hehe v^^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *