Kabar mengejutkan datang dari Eddo. Kemarin siang saat asyik bertwitter ria, ia mendapat kabar bahwa seorang teman di kantornya, Virtual Consulting, sedang dalam keadaan koma. Rupanya teman-teman Eddo saling mengabarkan dan mengucap simpati lewat jejaring sosial. Dari cerita Eddo, semua orang terkejut dibuatnya. Tidak ada yang menyangka bahwa Fika, nama temannya itu, bisa mendadak tidak sadarkan diri tanpa keluhan sakit apapun. Eddo pun masih sempat ngobrol dengan Fika saat berbuka puasa di kantor mereka. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Fika sedang sakit. Akhirnya, setelah bolak-balik tanya kabar dan perkembangan kondisi Fika ke teman-teman, Eddo mengajak saya menjenguk Fika di rumah sakit. Tanpa pikir panjang, saya setuju.
Perjalanan dari rumah saya ke RSCM memakan waktu kurang lebih 30 menit. Sekitar pukul lima sore kami sampai di parkiran rumah sakit yang kalau pada hari biasa, isi dalamnya jauh lebih ramai dari pasar. Semrawut? Jangan ditanya lagi!
Sebenarnya saya masih agak trauma dengan rumah sakit. Bertahun-tahun belakangan, tempat ini seperti rumah kedua bagi saya. Senang? Tentu tidak. Terlalu banyak kenangan yang tidak menyenangkan. Mungkin itu salah satu sebabnya saya memutuskan untuk pindah “rumah” dari blog yang lama ke blog yang sekarang. Ah, kok jadi ngelantur.
Kembali ke Fika. Setelah sempat nyasar ke UGD karena miskomunikasi, lalu masih ditambah berputar-putar di dalam karena bingung mencari letak ruang ICU, akhirnya kami menemukan juga ruangan yang kami cari.
Banyak orang sudah menunggu di sepanjang koridor ICU. Banyak dari mereka keluarga dan teman Fika, pikir saya. Benar saja, Eddo langsung memperkenalkan saya dengan teman-teman sekantornya. Termasuk Aco, suami Fika yang kini tak bekerja di kantor mereka lagi. Raut sedih jelas terlihat di wajah Aco. Memang Tuhan punya rencana, yang tak seorang manusia pun tahu. Baru kemarin, seorang teman di bagian Digital Imaging kehilangan istri karena sakit yang dideritanya.
Acho bercerita bahwa akhir-akhir ini istrinya suka mengeluh pusing. Terakhir, sebelum tak sadarkan diri, ia sempat muntah. Sabtu dini hari Fika dilarikan ke rumah sakit.
Menurut cerita Acho, ada penggumpalan di otak Fika. Saya lantas bertanya siapa dokter yang menangani Fika. Ia meyebutkan satu nama dokter wanita. Lalu saya ceritakan bahwa saya pernah mewawancara seorang dokter ahli syaraf (neurologist) untuk sebuah artikel kesehatan. Namanya Dr. Silvia F. Lumempouw, Sp.S(K). Ia seorang dokter yang cukup ternama di bidang neurologi. Seakan setuju dengan rekomendasi terselubung saya, Acho mengiyakan bahwa neurologist yang menangani istrinya adalah dokter Sylvia.
Orang bilang bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Namun banyak yang lupa, termasuk saya tentunya, bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatunya berpasangan. Perempuan dan laki-laki, siang dan malam, berkah dan cobaan. Dan Ramadhan ini, Acho mendapat giliran untuk mendapat cobaan lebih dulu.
Berawal dari niat utnuk mendapatkan perkembangan terbaru kondisi Fika, saya menelusuri timeline akun twitter Eddo. Ternyata rekan sekantor Fika membuat hash-tag #LovelyFika sebagai bentuk dukungan dan doa atas kesembuhan Fika. Dan saya pun menemukan akun milik Acho. Saya tak sampai hati membaca satu persatu kalimat yang ditujukan kepada sang istri. Acho membuktikan keteguhan cintanya kepada Fika. Dengan segala hormat dan simpati terdalam, saya harap Acho tak keberatan saya mengcopy twitnya di sini.
@muhadkly : dear istriku @fikaoemardi yg terbaring koma di icu, jgn menyerah sayang, ini cm smentara.. (20:05)
@muhadkly : dear istriku @fikaoemardi km udah janji mau bikinin aku kue nastar lebaran ini, aku tnggu ya.. (20:22)
@muhadkly : dear @fikaoemardi , mari menari dibwh hujan, miss u so badly.. (20:47)
@muhadkly : day 2, duduk ditangga icu, msh mnanti @fikaoemardi terbngun dr mimpi panjangnya.. (10 hours ago)
@muhadkly : dear my #lovelyfika , bangunlah segera, krn hidup kt layak tuk dipertahankan. (9 hours ago)
@muhadkly : ada saat dmn kt brada disatu titik yg tak brgerak dan smua tlihat hitam putih, really wish u were here my #lovelyfika (7 hours ago)
Reza Gunawan pada sebuah diskusi buku pernah berkata, soal seseorang yang sedang memiliki masalah dan menulis. Bahwa ketika mereka menulis saat masalah itu sedang berlangsung, adalah semata-mata untuk mengurangi sedikit beban yang ditanggungnya. Tidak menyelesaikan, hanya mengurangi beban. Dan ketika mereka menuliskannya ketika masalah itu sudah selesai, itu berarti mereka sedang mengucapkan salam perpisahan dengan masalah itu sendiri. Seolah-olah berkata, “Terimakasih sudah datang, masalah. Saya belajar sesuatu dari kedatanganmu. Sekarang saatnya kita berpisah.”
Untuk kasus Acho, saya percaya bahwa ia sadar Fika tidak akan secara otomatis bangun dari mimpi panjang hanya dengan ia ngetwit. Seperti yang dikatakan Reza, Acho hanya ingin mengurangi sedikit beban di pundaknya.
Acho dan Fika, meskipun saya tak mengenal kalian, simpati terdalam dan doa saya untuk kesembuhan Fika. Entah sama atau tidak rasanya, antara mendampingi ibu dan istri yang sama-sama sedang berada dalam mimpi panjang. Satu hal yang pasti, jangan meremehkan kekuatan doa. Dan meski sulit untuk tetap terlihat tegar saat sedang dilanda kesedihan yang luar biasa, namun itu rasanya lebih membantu ketimbang kita turut terlihat hancur dari luar. Dan oh, rencana memperdengarkan Fika lantunan ayat-ayat suci, segera dilaksanakan. Saya pun demikian waktu mendampingi ibu yang sedang bermimpi panjang. Meski tak dapat merespon orang-orang di sekitarnya, saya yakin ia masih mampu mendengar. Dan jangan sekali-kali kita memupuskan harapan diri dan mengenyahkan semangat juang orang yang terkasih.
Sampai nanti Fika. Semoga kita benar-benar bisa “berkenalan” dalam suasana yang lebih menggairahkan.
…
Kelapa Gading, 22 Agustus 2010
16:50
Get well soon our LovelyFika….
Kami menunggu keceriaan dan senyum mu…
mohon ijin share di Fb ku y say..aku temen acho..thx bgt..tulisannya menyentuh…qta sama2 belom ketemu Fika, tp doa kita pasti di denger Tuhan buat Fika
Catatan indah untk seseorang yg saya tahu…mari kita doakan bersama.
terima kasih utk tulisannya. Fika dan acho (fikacho) adalah rekan kami sesama keluarga besar Virtualers.
Rencananya di kantor tiap siang ba’da dhuhur selama Ramadhan akan diadakan pengajian utk kesembuhan fika. Walaupun sedih, kami semua tetap mendoakan kesembuhan Fika.
Fika adalah org yg lembut, sabar, ringan tangan, perhatian thd teman, dan ceria. we miss you, Fika.
Dear all, silakan disebar semangat positif ini ke teman2 dan keluarga Fika. Semangat dan doa rasanya lebih diperlukan oleh Fika ya saat ini, daripada kita yang terus2an bersedih. Saya hanya bisa bantu doa dan semangat sebatas ini. Semoga bermanfaat. 🙂
Dear Dea,
Terima kasih untuk perhatiannya thd istriku tercinta fika. Hampir sepekan fika msh koma, tp aku tetap yakin dia akan pulih, mgkin blm skrg, tp nanti, ini hanya msalah waktu..
Terima kasih buat tulisannya. Yuk kita doain Fika supaya cepet sembuh…Semoga Allah mengabulkan doa kita semua. Amin
Walaupun saya ga kenal siapa2 disini, tp tulisannya cukup menyentuh. Untuk keluarganya FIKA, tetap sabar dan tabah yah. Semoga Alloh memberikan kesembuhan untuk FIKA dan FIKA dapat berkumpul dengan keluarganya lagi. A M I N . . . “Ayoo.. FIKA.. Semangattt..”
Dear chuacev, Sabtu malam Fika mengakhiri mimpi panjangnya. Kembali ke rahmatullah. Terimakasih atas doanya. Semoga ini memang yg terbaik untuk Fika. Kita doakan saja Fika bahagia di atas sana dengan amal ibadah yang sudah disemainya di dunia. 🙂